December, 21st 2013
00:46
Good very very very morning :)
Tomorrow is mom's birthday and I really don't know what to do. Well, It doesn't seems like I always do something like giving her birthday cake, a surprise party or sort of things like that on her birthday but, I just feel like I have to do something this time.
I have never being a good kid to my parents, and because now it's about my mom, then it's to my mom. Last year, I only wished her a happy birthday shyly, and clumsy. And last year I made her disappointed with my raport result.
Well actually my raport result wasn't that bad. But mom expected me higher rank which I couldn't get it because I was in a pioneer class :(
And today is my raport day, AND I'M SO FCKIN NERVOUS RN. I anticipated and expecting good results. Well, I need it. At least mom will be happy with that. But seeing my study for a half semester, I don't think I'll get a good rank. Last semester, I got rank 10th.
CAN I JUST STAY AT RANK 10TH CAN I PLEASEEEEEE
Amin.
I'm talking nonsense right now because I'm a bit drunk. I cant sleep well actually I can but I just cant... sleep ! Insomnia is bothering sometimes. I'm thinking about this mom birthday and raport result and its actually make me mentally breakdown. Look at how I'm writing, my grammar is horrible.
I plan to buy mom some things like clothes or birthday cake or what, and give her a little surprise party at midnight, or giving her my all savings to live our lifes...
But I have no money.
Being a poor kid is hurt. Too hurt that I can't live my life anymore. I wanna kms.
B y e.
.....................................................................
Sorry, I'm being a drama queen now.
I bet this birthday thingy will end up have a sweet clumsy dinner in Ayam Penyet Ria or Lesehan Pak Dani with dad treat, as always. Every year, in every birthday of us. If I could I want to treat this time.
But I have no money.
The phrase "Money can't buy happiness" is invalid sometimes. Money DO can buy happiness, you jerk for whoever said that phrase !! Money can make my mom happy because I can buy her new clothes or a happy birthday cake !!!!!!
/sigh deeply/
The life of me.
You guys may wish me all the best because I totally feel worst now. Wish me I'll get a better score in raport and wish my mom could be more happy on her birthday this year :') Thank you.
Tuesday, December 17, 2013
Confused and All
December, 16th
2013
1 > Parents’s wish
2 > Your wish
3 > Your ability
The only one problem in here is on number one.
My parents. They made me ended up into this program but after
all they left all the choices on me. Which made me confused as hell.
If only I was in the program that I want, I won't be this
confused right now, I mean everyday. I have all those ability in the other
program but I just got into this program. I totally need help.
I asked my mom what faculty she wants me to take. But she just
leave it up all for me. Isn’t it unfair ? She should at least have that one
faculty for me to take. Well, she has. Medical faculty.
Which I rejected in the first second I heard her desire.
I already have a choice. International relation. This is my
wish faculty. But the faculty is just, not appropriate with my ability. I mean,
lol, I’m such an introvert. Anti-social.
If it’s about my ability, English literature. But Mom forced
it ! She just made this even hard. More confusing. I don’t know what to do. I
was so sure about this one, but Mom forced it. I wont be a rebel for my
parents, yes ?
Thinking about this seriously giving me headache. I think I’m
the only one who has no intention to think about this future plan. Well, I do.
I really do ! But how to make it easier ??? L
It’s a thousand times more confusing than my physic teacher.
My mentor just said, “If
you’re really confused and about to die about this university thingy, have this
thought and remember that all of your friends has the same confusion as you. Not only you.” This
made me calm a bit.
We have the same pain at least.
Mom cant help that much, I know after this I have to ask Dad.
Still, I cant blame on them, right ?
Friday, December 13, 2013
Changed
December, 13th 2013
I changed.
I changed ?
Do I changed ? Do I not changed ?
I couldn't say that I changed. I also couldn't say that I didn't. I don't know how people thought on me.
I don't know that being changed is a good thing or bad thing. A phrase said, "Everybody's changed". Is 'everybody' really mean everybody or just some people who strangely felt it ? Is the phrase just a prank ? Do all people change when they get older ?
I always think that I've changed. I was all innocent back then. People said. But I'm being rude to my parents, and my bestfriends. There are some things that I would never do in the past and I just do it to them. Being a retard.
I don't know with the rude thing but I'm just being a retard all the time. I don't know the reason why am I saying this but I just feel it that way.
Feel changed.
I wish I could change in a good way.
I feel sorry to my friends who already seen my bad attitude. Such as this and that.
You know, I'm just changed.
Do I ?
---
I changed.
I changed ?
Do I changed ? Do I not changed ?
I couldn't say that I changed. I also couldn't say that I didn't. I don't know how people thought on me.
I don't know that being changed is a good thing or bad thing. A phrase said, "Everybody's changed". Is 'everybody' really mean everybody or just some people who strangely felt it ? Is the phrase just a prank ? Do all people change when they get older ?
I always think that I've changed. I was all innocent back then. People said. But I'm being rude to my parents, and my bestfriends. There are some things that I would never do in the past and I just do it to them. Being a retard.
I don't know with the rude thing but I'm just being a retard all the time. I don't know the reason why am I saying this but I just feel it that way.
Feel changed.
I wish I could change in a good way.
I feel sorry to my friends who already seen my bad attitude. Such as this and that.
You know, I'm just changed.
Do I ?
---
Thursday, November 21, 2013
Reflect of Me
November, 21st 2013
“Sejujurnya, aku tak suka pergi ke sekolah
Aku tak tahu kenapa aku pergi ke sekolah
Dan ketika aku pergi ke sekolah, aku
selalu dipermalukan
Dan juga terjadi banyak hal yang
menggangguku.
Aku bukan murid yang baik
Dan aku tak punya impian
Dan aku benci dipukuli
Tapi anehnya,
Aku selalu pergi ke sekolah dengan
otomatis
saat aku membuka mata dipagi hari
Jadi jika kau bertanya kenapa aku datang
ke sekolah,
Aku hanya punya satu jawaban
Mau bagaimana lagi…”
- Go Nam Soon -
Friday, November 15, 2013
Reward
November, 15th 2013
Aku benci mengakui ini.
Tapi Ayah memang suka berlagak sok kaya.
Eyy, Ayah seharusnya menyimpan uang itu dan membelikanku laptop saja tahun depan.
Kenapa membelikanku sesuatu yang tidak begitu kubutuhkan ?
Kalau ingin membelikanku sesuatu, kenapa bukan sepatu sekolah saja.
Atau, lain kali gak usah repot-repot membelikanku barang mahal.
Aku masih belum tahu bagaimana membayarnya kembali.
Sigh...
But still, I have to thank Dad.
Yet I'm still being a coward for not thanking him.
Ayah harus mengerti.
Aku bukan anak yang suka meminta maaf ataupun berterima kasih secara langsung.
Entahlah, canggung.
Just, for the gift that I got today,
Thank you, Ayah...
Aku benci mengakui ini.
Tapi Ayah memang suka berlagak sok kaya.
Eyy, Ayah seharusnya menyimpan uang itu dan membelikanku laptop saja tahun depan.
Kenapa membelikanku sesuatu yang tidak begitu kubutuhkan ?
Kalau ingin membelikanku sesuatu, kenapa bukan sepatu sekolah saja.
Atau, lain kali gak usah repot-repot membelikanku barang mahal.
Aku masih belum tahu bagaimana membayarnya kembali.
Sigh...
But still, I have to thank Dad.
Yet I'm still being a coward for not thanking him.
Ayah harus mengerti.
Aku bukan anak yang suka meminta maaf ataupun berterima kasih secara langsung.
Entahlah, canggung.
Just, for the gift that I got today,
Thank you, Ayah...
.................................................
Padahal lukisanku jelek,
Kenapa malah dapat hadiah ?
Wednesday, November 13, 2013
Blend
November, 13th 2013
I feel sorry to my bestfriends, my
classmates, or my just-friends.
Aku tidak pernah
benar-benar bersikap ramah kepada teman-temanku, bahkan kepada sahabatku. Tidak
jarang aku menganggap teman biasa hanya teman biasa saja, ataupun teman kelas
selamanya hanya menjadi teman kelas saja, meskipun kami menjalani sepanjang
tahun belajar dan berbagi bersama.
I’m blending in. I did it well. Kinda.
Tapi anggapan “kenalan
ya kenalan” atau “teman kelas ya teman kelas” selalu ada dipikiranku. Bukan berarti
aku tidak berniat berteman baik dengan mereka. Hanya saja aku terlalu canggung untuk
berbaur dan menjadi akrab dengan mereka.
Sedikit banyak aku
merasa beruntung sekelas dengan sahabat-sahabatku yang cukup easy-going dan cerewet untuk menarik
perhatian teman-teman kelas. Aku sedikit tertolong. Sahabatku bisa mengimbangi
sikap kurang ramahku terhadap teman kelas, dan membuatku merasa cukup percaya
diri untuk sedikit berbaur. Meskipun tidak pernah benar-benar berbaur dengan
mereka.
We study, be friends, and made jokes
together. Tapi jika dalam suatu forum ada yang berperan pasif, maka itu
adalah aku. Blending in, dalam kamusku hanya sekedar
bergabung dan mendengarkan cerita-cerita mereka. Tertawa jika ada yang lucu,
tersentak jika ada yang mengagetkan, mencibir jika ada hal yang konyol, dan
sedikit menyela dalam pembicaraan.
Satu alasan
mengapa aku tidak ingin begitu dekat dengan teman-teman selain sahabatku.
Tidak pantas.
Aku bukan anak
yang pintar. Tapi rata-rata teman kelasku adalah siswa pintar. Kelas unggulan –katanya-.
Jadi aku sering merasa tidak pantas sekelas dengan mereka. Selain pintar,
tingkat percaya diri mereka juga tinggi. Fakta bahwa aku sekelas dengan para
calon master membuatku tambah merasa
kecil diantara mereka.
Mereka semua
terlalu baik untuk menjadi temanku.
Aku selalu
berangggapan bahwa mereka juga tidak ingin mempunyai teman sepertiku. Useless. Ditambah dengan sikapku yang
seenaknya, masa bodoh, sedikit egois dan kurang ramah menjadi pelengkap alasan
mengapa mereka tidak harus berteman denganku.
Pertanyaan “Mengapa
mereka begitu perhatian dan ingin berteman denganku?” tidak pernah menghilang
dari benakku. It haunted me. Pertanyaan
ini juga sempat tertujukan kepada sahabat-sahabatku.
Ketika nanti kami
semua lulus SMA (amin), mereka, dan aku hanya akan menjadi orang yang tidak
saling mengenal. Istilahnya, aku mungkin menganggap mereka “a-used-to-be-my-classmate”, atau
sebaliknya. Aku merasa sangat jahat beranggapan seperti ini. Tapi tidak menutup
kemungkinan bahwa nanti hal itu benar adanya.
Selamanya aku
tidak akan pernah berhenti menyalahkan sikap tidak percaya diri dan tidak
ramahku kepada orang lain.
Aku meminta maaf
kepada semua temanku yang harus melihat sikap burukku and pretend that it never happened. Tolonglah untuk merasa
terbiasa. Aku juga sedang berusaha.
Aku berharap bisa
lulus dengan baik dan meninggalkan sekolah dalam keadaan baik pula. Rasanya aku
ingin menghilangkan rasa canggung antara aku dan teman-temanku. Tapi rasanya sulit
sekali. Bahkan setelah tiga tahun.
Anyway, aku butuh 17 tahun untuk tidak
merasa canggung dengan sahabat-sahabatku.
…..
Aku mungkin bukan
teman yang baik, tapi aku sangat berterima kasih kepada mereka karena tidak
menghindariku, dan tetap menjadi temanku selama beberapa tahun ini.
Just,
Thanks for being my friends.
I mean it. I really am.
Sunday, November 10, 2013
Father
Makassar, May, 10th 2013
My dad turned 50th
years old this year. He’s getting old. He’s a half of a century.
I’m 17th years old today. And Dad had tried his
best to make me happy. He gave me money. Even tho I don’t want it. Cause I know
Dad worked hard to get the money.
But I received the money cause I don’t wanna hurt his
feeling. I saved the money instead of treated my friends at school.
Like what our family do year by year, we took a dinner at
restaurant, cause it’s my special day. Dad is the one planned it. He did it for
me.
I went along with him even tho I don’t want it too. Dinner
at restaurant means paid more than usual.
Actually I just wanna stay at home with family so Dad won’t
paid anything. But he still wanna make him happy.
Dad is kind. But his daughter isn’t.
Dad had worked hard to fulfil family’s needs but what his
daughter has done is nothing.
Dad is getting older. I should be the one who comfort him in
his old age, beside mom.
I feel sorry to myself for being useless for dad. I never
treat him well. I’m being a cold kid in front of him.
Sometimes I ignore him
when he asked, I didn’t do what he told me to do, I didn’t laugh nor just
respond if he made jokes, I didn’t pay attention to him when he talked. Can I be more rebellious than this
?
I feel burdensome everytime I ask for Dad’s help because I
can never thank him for what has he done for me. I don’t know, it’s so hard to
say a simple “thank you” to him. I always want to say that L
I cant say that I love him for being my Dad for the same
reason. I want Dad to know it. But words will never come out from my mouth.
I just wanna make him happy once as long as he’s still with
me.
I wanna say thanks to
Dad for being the best father ever.
I wanna say thanks to Dad for making me happy all the time.
I want him to feel proud of me.
I want him to stop worrying me and think of himself.
I want Dad to know that I wanna cry everytime he does
something for me when I actually still being a bad kid.
I wanna be a good daughter to Dad.
I wanna have the braveness to tell this all to Dad.
I want to tell Dad that I love him.
Thursday, November 07, 2013
Black Out, Rain Cat and Dog, and...
Makassar, 7th November 2013
3:19 PM
Meskipun hari ini
aku gak ke sekolah dikarenakan sakit kepala nyut-nyutan selama dua jam,
kayaknya hari ini termasuk salah satu hari yang paling melelahkan bagiku. Kinda fun juga sih.
Sekitar dua jam
yang lalu, aku lagi nonton School 2013 (Don’t tell me ! Yup, I’m late). Ketika aku
akan menikmati sebungkus Qtela ukuran jumbo yang terdapat diatas meja, eh
tiba-tiba mati lampu. Gak jadi deh makan Qtela.
Kesal. Soalnya sejak
dua jam yang lalu sebelum nonton drama aku cuma melongo di kamar dan mikir, “Hari
ini ngapain ya?” Dan setelah mendapatkan jawabannya (yaitu nonton drama),
ternyata ini yang kudapatkan. Unfair.
Terima nasib aja,
aku keluar dari kamar dan tiduran di sofa depan TV. Kalau mati lampu kayak
gini, kegiatan yang paling menyenangkan untuk dilakukan tentu saja cuma dengar musik.
Untung baterai HP masih full. Aku setel deh lagu yang paling hits dalam playlist-ku saat ini, Now Is Good by Kim
Jejung.
Ah~ suara Oppaku ini
memang tiada duanya. Selalu membawa simfoni dalam ragaku meskipun sedang dalam
keadaan yang paling tidak menyenangkan, kepanasan dan dikerumuni nyamuk.
Aku menunggu
beberapa menit dibawah siksaan para nyamuk, tapi lampu belum nyala juga. Malah mati
lampunya disusul oleh hujan deras. Deras, pas hujan langsung deras.
Aneh. Biasanya kan hujan duluan baru mati lampu. Terserah.
Aneh. Biasanya kan hujan duluan baru mati lampu. Terserah.
Sekarang aku bisa
ngapain, suara Jejung udah dikalahkan oleh suara hujan serta guntur diluar sana.
Musiknya dimatiin deh. Suara jejung tergantikan oleh suara ocehan Ibu –yang duduk
didepanku- yang menyuruhku mengecek kamarku sesegera mungkin.
Hiks, satu lagi
fakta miris tentangku. Kamarku sering bocor, disudut kanan ranjang. Agak parah,
dan sepertinya orang tuaku tidak ada niat buat memperbaikinya :”””
Lanjut, karena aku lagi mager, akhirnya Ibuku yang masuk ngecek kedalam.
Beberapa detik,
tiba-tiba Ibu berteriak !
Aku bangkit dan
segera menyusul Ibu kedalam.
Karena gelap oleh padamnya lampu, aku terpaksa pakai blitz kamera tab-nya Ibu. Aku gak sadar kalau aku sedang merekam video sepanjang menuju ke kamarku. Masa bodoh. Tapi aku gak yakin bakal menonton rekaman video itu. Anu, saya korban Paranormal Activity, takutnya nanti dalam rekaman ada hal ganjil yang tertangkap kamera. Apalagi dalam keadaan gelap. Di rumahku pula.
Hiii…
Karena gelap oleh padamnya lampu, aku terpaksa pakai blitz kamera tab-nya Ibu. Aku gak sadar kalau aku sedang merekam video sepanjang menuju ke kamarku. Masa bodoh. Tapi aku gak yakin bakal menonton rekaman video itu. Anu, saya korban Paranormal Activity, takutnya nanti dalam rekaman ada hal ganjil yang tertangkap kamera. Apalagi dalam keadaan gelap. Di rumahku pula.
Hiii…
Lanjut. Ketika
aku sampai di depan kamar,
Sial, di depan
kamarku ada genangan air mengalir deras yang berasal dari dapur.
BANJIR !!!!!!!
Ibu panik, tapi
aku tidak. Aku udah pernah dapat masalah air-meluap-dari-pipa-bawah ini, dan
aku mengatasinya seorang diri. Hebat.
TAPI BANJIR INI
LEBIH PARAH !!!
Seraya berusaha
mengalihkan arus banjir ke arah toilet, Ibu memerintahku, “Cepat SMS Ayah dan
suruh pulang sekarang !”
Aku nurut. Dengan segera aku menulis pesan kepada Ayah diluar sana.
“Yah, cepat pulang. Rumah kebanjiran”
:’)))))))
Melihat Ibu sudah
bergerak mengatasi banjir, aku langsung masuk kedalam kamarku dan melihat
keadaan. Mati-matian aku bersyukur karena banjirnya gak masuk ke kamarku. Tapi,
seperti yang sudah kuduga, bagian rawan bocor disudut kamar ya bocor lagi. Air hujan
udah mengenai kasur dan bantalku huhuhu.
Lalu aku melihat
disekitar lokasi kebocoran,
Nyesek. Oppa-oppaku
di dinding udah terkena titik-titik air dari atas. Tidak tega, buru-buru aku
menyelamatkan Oppa, untung gak basah-basah amat :’))))
오빠들 미안~
Setelah misi
penyelamatan Oppa selesai, sambil makan Qtela –akhirnya- aku keluar lagi. Aku melihat
Ibu lagi menyerap air banjir pake kain lap di depan TV (banjirnya udah sampai
di ruang tamu, pemirsa), dan menyuruhku untuk membantunya. Kencan bareng Qtela
tertunda lagi.
Dengan sigap, aku
ambil kain lap dan melakukan hal yang sama seperti Ibu.
Melelahkan, rasanya air hujannya gak habis-habis, padahal aku udah jijik sama air kotor itu huhuhu. Mana yang kerja cuma aku sama Ibu. Ya, tak apa. Ini demi Ibu yang sudah kecapaian.
Melelahkan, rasanya air hujannya gak habis-habis, padahal aku udah jijik sama air kotor itu huhuhu. Mana yang kerja cuma aku sama Ibu. Ya, tak apa. Ini demi Ibu yang sudah kecapaian.
Satu-satunya anak
laki-laki di rumah sama sekali tidak membantu dan bersikap seolah tidak terjadi
apa-apa. Brat !
Sekitar 15 menit menjadi
pekerja keras, lantai pun bersih dan hujan juga udah reda. Pertama kalinya aku
bersyukur karena hujan telah reda.
Ibu segera mencuci tangan dan beristirahat di sofa dan wow, mengambil jatah
Qtela-ku. Unfair.
Ayah belum
pulang, dan sekarang yang ada dipikiranku hanyalah, “Bentar malam aku tidur dimana?”
긑 !
Tuesday, November 05, 2013
Bestfriend
Makassar, September 1st 2013
Banyak orang
berkata bahwa “It’s hard to find your one true friend” . Benar. Tidak semua
teman-teman kita bisa menjadi teman sejati kita. Tidak semua dari mereka bisa
dipercaya. Tidak semua dari mereka nyaman untuk diajak bercerita. Beberapa
orang menjadi bingung dan saling menuduh ketika mereka merasa “teman sejati”
mereka bukan lagi teman sejati mereka. So they’re looking outside to find a new
one.
Ketika aku mendengar orang-orang berkata seperti ini, aku
merasa aku adalah salah satu orang yang paling beruntung di dunia.
Kenapa ?
Ketika aku berumur sekitar dua tahun, aku bermain dengan
“tetanggaku” dan bersenang-senang bersama, saling berkomunikasi sebagaimana
yang anak-anak lakukan. Terkadang mereka mengajakku bermain, terkadang mereka
hanya mengabaikan dan bermain tanpaku. Aku hanya tahu bahwa mereka adalah
tetangga-tetanggaku. Teman masa kecil.
Ketika kami berumur lima tahun, kami masuk di TK yang
berbeda. Tapi kami masih bermain bersama. Dan kala itu aku mengerti bahwa
mereka ternyata seumuran denganku. Kami lahir ditahun yang sama. Dan aku
berpikir, “Akhirnya aku menemukan teman seumuranku.”
Tahun berikutnya, kami masuk sekolah dasar. Dan kami semua
satu sekolah. Aku ingat sehari sebelum hari pertama sekolah, Ibu menunjukkanku
sekolah baruku dan berkata, “Ini sekolahmu. Keempat temanmu juga akan
bersekolah disini.” Dan aku mengangguk.
Time flies. Aku menghabiskan hari-hariku bersama mereka, dan
tak pernah bosan. Meskipun terkadang mereka mengabaikanku. Kala itu, sepulang
sekolah kami akan tidur sampai sore dan pada sore hari kami berkumpul dan
bermain bersama. Bermain, dalam hal ini kami memamerkan mainan masing-masing
dengan bangga dan saling mengejek karena kami berpikir, “Punyaku yang paling
bagus”. Kids and their thoughts.
Dan ketika aku berumur sepuluh tahun, aku bertanya pada
diriku. Apakah mereka sahabatku ? Kami terbiasa bersama, kami merasa nyaman
bersama, kami merayakan ultah bersama, kami menghabiskan masa kecil bersama,
dan kami tumbuh bersama-sama. Kami melewati masa pubertas bersama-sama, haha.
Semenjak SMP, kami jarang bertemu. Tapi ada kalanya kami
saling berkomunikasi dan berencana untuk bertemu. Bertemu, dalam hal ini bisa
jadi menonton bersama, shopping, atau hanya berkumpul untuk bergosip. Tipikal
anak remaja. Aku sadar kami telah
meninggalkan kebiasaan lama dan memulai kebiasaan baru bersama. Kebiasaan anak
remaja.
Dan ketika kami menginjak sekolah menengah atas, aku harus
benar-benar mengakui hal ini. Mereka adalah sahabatku. Mereka bukan lagi
sekedar “tetangga” atau “teman seumuran”. Mereka sahabat. Sahabat yang telah
tumbuh besar bersamaku. Sahabat yang menghabiskan 17 tahun hidupnya bersamaku.
Sebagian orang telah terbiasa dan iri dengan kebersamaan kami, dan sebagian
orang juga terlihat bosan melihat kebersamaan kami. Tapi aku tidak pernah bosan
bersama mereka, haha.
Dan kami akan tumbuh menjadi wanita dewasa, kuliah, bekerja,
menikah dan berkeluarga. Aku tidak sadar kami sudah terlalu sering membahas
tentang hal ini. Dan aku ingin menangis. Masa kecilku sudah berakhir, dan masa
remajaku akan segera berakhir. Setelah kelulusan aku akan berusaha sendiri
tanpa mereka. Kami punya tujuan hidup masing-masing, dan kami juga akan
menjalaninya masing-masing. I hate the word “masing-masing” T-T
Tapi tak apa.
Kami benar-benar
manghabiskan waktu seumur hidup bersama. Dan aku harap selamanya begitu. Aku
merasa beruntung karena telah menemukan sahabatku bahkan disaat sebelum aku
lahir. Aku beruntung karena mereka sudah berada disisiku semenjak masa kanakku.
And I’m so thankful for that :’)
My bestfriends since forever : Nunu, Ina, Dinar, and Meli
Subscribe to:
Posts (Atom)