Tuesday, November 05, 2013

Bestfriend

Makassar, September 1st 2013


     Banyak orang berkata bahwa “It’s hard to find your one true friend” . Benar. Tidak semua teman-teman kita bisa menjadi teman sejati kita. Tidak semua dari mereka bisa dipercaya. Tidak semua dari mereka nyaman untuk diajak bercerita. Beberapa orang menjadi bingung dan saling menuduh ketika mereka merasa “teman sejati” mereka bukan lagi teman sejati mereka. So they’re looking outside to find a new one.

     Ketika aku mendengar orang-orang berkata seperti ini, aku merasa aku adalah salah satu orang yang paling beruntung di dunia.

     Kenapa ?

     Ketika aku berumur sekitar dua tahun, aku bermain dengan “tetanggaku” dan bersenang-senang bersama, saling berkomunikasi sebagaimana yang anak-anak lakukan. Terkadang mereka mengajakku bermain, terkadang mereka hanya mengabaikan dan bermain tanpaku. Aku hanya tahu bahwa mereka adalah tetangga-tetanggaku. Teman masa kecil.

     Ketika kami berumur lima tahun, kami masuk di TK yang berbeda. Tapi kami masih bermain bersama. Dan kala itu aku mengerti bahwa mereka ternyata seumuran denganku. Kami lahir ditahun yang sama. Dan aku berpikir, “Akhirnya aku menemukan teman seumuranku.”

     Tahun berikutnya, kami masuk sekolah dasar. Dan kami semua satu sekolah. Aku ingat sehari sebelum hari pertama sekolah, Ibu menunjukkanku sekolah baruku dan berkata, “Ini sekolahmu. Keempat temanmu juga akan bersekolah disini.” Dan aku mengangguk.

     Time flies. Aku menghabiskan hari-hariku bersama mereka, dan tak pernah bosan. Meskipun terkadang mereka mengabaikanku. Kala itu, sepulang sekolah kami akan tidur sampai sore dan pada sore hari kami berkumpul dan bermain bersama. Bermain, dalam hal ini kami memamerkan mainan masing-masing dengan bangga dan saling mengejek karena kami berpikir, “Punyaku yang paling bagus”. Kids and their thoughts.

     Dan ketika aku berumur sepuluh tahun, aku bertanya pada diriku. Apakah mereka sahabatku ? Kami terbiasa bersama, kami merasa nyaman bersama, kami merayakan ultah bersama, kami menghabiskan masa kecil bersama, dan kami tumbuh bersama-sama. Kami melewati masa pubertas bersama-sama, haha.
Semenjak SMP, kami jarang bertemu. Tapi ada kalanya kami saling berkomunikasi dan berencana untuk bertemu. Bertemu, dalam hal ini bisa jadi menonton bersama, shopping, atau hanya berkumpul untuk bergosip. Tipikal anak remaja. Aku  sadar kami telah meninggalkan kebiasaan lama dan memulai kebiasaan baru bersama. Kebiasaan anak remaja.

     Dan ketika kami menginjak sekolah menengah atas, aku harus benar-benar mengakui hal ini. Mereka adalah sahabatku. Mereka bukan lagi sekedar “tetangga” atau “teman seumuran”. Mereka sahabat. Sahabat yang telah tumbuh besar bersamaku. Sahabat yang menghabiskan 17 tahun hidupnya bersamaku. Sebagian orang telah terbiasa dan iri dengan kebersamaan kami, dan sebagian orang juga terlihat bosan melihat kebersamaan kami. Tapi aku tidak pernah bosan bersama mereka, haha.

     Dan kami akan tumbuh menjadi wanita dewasa, kuliah, bekerja, menikah dan berkeluarga. Aku tidak sadar kami sudah terlalu sering membahas tentang hal ini. Dan aku ingin menangis. Masa kecilku sudah berakhir, dan masa remajaku akan segera berakhir. Setelah kelulusan aku akan berusaha sendiri tanpa mereka. Kami punya tujuan hidup masing-masing, dan kami juga akan menjalaninya masing-masing. I hate the word “masing-masing” T-T

     Tapi tak apa.

     Kami  benar-benar manghabiskan waktu seumur hidup bersama. Dan aku harap selamanya begitu. Aku merasa beruntung karena telah menemukan sahabatku bahkan disaat sebelum aku lahir. Aku beruntung karena mereka sudah berada disisiku semenjak masa kanakku. And I’m so thankful for that :’)


     My bestfriends since forever : Nunu, Ina, Dinar, and Meli 

No comments

Post a Comment

© Let It Rain
Maira Gall