Saturday, January 11, 2014

Weary

January, 11th 2013
17:10


     Semester 6.

     Semester tersibuk sepanjang sejarah siswa sekolah menengah atas. Ini belum seminggu, dan aku sudah mengeluarkan pernyataan,"tired as hell" tiga hari yang lalu. Capeknya emang nyata. Maksudnya, aku tidak buka twitter selama lima hari itu artinya aku memang benar-benar sibuk in real life dan tentu saja, capek.

     Beberapa dekade yang lalu aku mikir, "Kapan aku bisa lepas dari status 'jobless' dan benar-benar sibuk kayak teman sekolah yang aktif banget di luar rumah sampai-sampai pulang ke rumah cuma buat tidur aja?", dan jawabannya adalah tahun 2014, pemirsa solehah di rumah.

     Dan ini baru permulaan.

     Mengurangi waktu nge-tweet emang udah kewajiban dan aku sedang berusaha keras buat fokus belajar dan gak fangirling lebih dari 3 jam (Biasanya hampir 12 jam). Mumpung ini hari sabtu, alhamdulillah bisa refreshing dikit. Dan refreshing versiku itu bukan tidur. Tapi browsing. Hahaha.

     Waktu browsing yang diganti menjadi waktu belajar itu adalah suatu pertukaran yang luar biasa dan dilakukan dengan sangat lapang dada yang aku sedang lakukan saat ini. Semoga sukses sampai akhir.

     HOSH !

     Schedule semester ini berubah dari bangun-ke sekolah-belajar-pulang sekolah-browsing sampai tengah malam- tidur-bangun lagi menjadi bangun-ke sekolah-belajar-belajar bimbingan tambahan-les-pulang ke rumah-tidur-bangun lagi. 

     Nasib anak kelas 12. Sekalipun telah mendapat gelar "Senior dari segala senior" tapi tetap saja kami menyimpan beban berat dibahu kelelahan kami yang harus segera diringankan demi masa depan yang cerah, dan menjadi diri kita yang sebenarnya.
Dalam hal ini, pemilihan jurusan yang sesuai dengan kemampuan.

     Jurusan. Fakultas. Universitas.

     Berbahagialah kepada kalian semua yang telah menetapkan jurusan pilihan kalian dengan matang dan tanpa keraguan. Dan mohon doanya untuk saya karena saya masih dalam status : Dilema. 
Aku punya satu pilihan jurusan yang aku yakini benar-benar sesuai dengan kemampuanku. Tapi apa sih yang bersarang dikepalaku sehingga aku belum bisa mengubah status Dilema menjadi YAKIN! 

     Berhubung ini juga berkaitan ERAT sama masa i-cant-face-it alias masa depan, ya sepertinya aku butuh meditasi dulu supaya dapat pencerahan. Maksudnya, salat Tahajjud. (Tapi aku gak tau mau curhat bagaimana sama Allah).

     Waktu SD aku mau jadi guru, notaris, dan Doraemon. Waktu SMP sempat kepikiran mau jadi wartawan/jurnalis dan dokter hewan. Tapi setelah dipikir-pikir semua profesi itu gak ada yang cocok buat aku. Saking frustasinya, aku jadi kepikiran pengen jadi astronot saja. Kan tinggal terbang.

     Atau langsung menikah saja.

     Kalau usai lulus SMA ujung-ujungnya langsung nikah, ya ngapain sekolah selama 12 tahun ?

     ...............................

     Dengan begitulah semua kebimbangan dan keletihan ini mengusik jiwa dan batin yang ternyata juga masih dibayang-bayangi wajah oppa-oppa nun jauh disana. Kalau awalnya aku merasa 'mencintai' oppa  adalah salah satu hal yang paling menyenangkan untuk dilakukan, maka sekarang aku menyesal pernah merasakan itu. Masalah hidup malah jadi bertambah berat.

Maksudnya, bagaimana perasaanmu saat lagi serius-seriusnya belajar, wajah oppa  malah melintas dikepala dan guru fisikamu seakan-akan bertransformasi menjadi cowok berkacamata 180 cm dengan wajah bersinar dan smirk andalannya terpatri jelas diwajahnya untuk menggoda murid-murid wanitanya?

Fantasiku memang sedikit keterlaluan kadang-kadang. Dan begitulah susahnya hidup sebagai seorang imaginer, orang yang suka daydreaming di kelas.
 
     Sekarang aku tau apa yang harus katakan kepada Allah saat salat tahajjud nanti,

     "Ya-Allah, hamba ingin sekali melupakan cowok-cowok /coret/sialan/coret/ di Korea sana yang dengan /coret/kurang ajar/coret/ nya telah berani masuk dan merusak kehidupanku yang awalnya tentram dan normal-normal saja menjadi kehidupan yang begitu miris penuh tangis dan berakhir terlalu mencintai mereka. Bantu hamba, Ya-Allah. Amin"


........................................................


   

   
   

2 comments

© Let It Rain
Maira Gall