Friday, December 25, 2020

The Life of Being Healthy

Imagine life without having to be physically weak

Imagine life without having to suffer from mild influenza because of cold water from shower every morning

Imagine life without having to struggle with picking up heavy stuffs and having your parents telling you "no!"

Imagine life without having to suffer from headache everyday just from doing daily activities

Imagine life without having to feel nauseous when feeling too cold or too excited over something

Imagine life without constant headache just from wearing glasses for hours

Imagine life without cold allergy

Imagine life without having to feel easily tired everyday

So tempting!

You have a choice to remain frail or to be healthy

Why choose the lesser one?

Get your ass up and exercise! Be active! Be fit! Be healthy!

Make it an achievement and be proud of yourself!

Be healthier and you'll be happier in life

It's the best cost you'll ever get

A happy life!

If it's so tempting, grab the chance!

Wednesday, December 23, 2020

Langkah

Ini bukan cerita inspiratif, Bukan cerita di mana aku akan mengagung-agungkan kehebatan dan pengalamanku yang dapat memancing reaksi kagum dari orang lain, karena aku tak punya itu.

 Ini adalah cerita orang yang biasa-biasa saja. Orang yang pengalamannya cukup datar dan tidak begitu ambisius dalam hidup. Tapi orang itu sudah membuat keputusan yang cukup signifikan dalam hidupnya.. Keputusan yang membuat dirinya terkadang merasa bangga dan bodoh di saat bersamaan. 

Orang itu adalah aku.

Saat ini aku berada di toko grosir besar menemani Ibu berbelanja. Toko grosirnya memang besar, luas, dan tinggi atapnya. Memang banyak rak-rak tinggi dan tumpukan kardur-kardus produk jualan. Tempatnya agak panas sih, soalnya tidak ada air conditioner, cuma mengandalkan kipas angin besar saja. Tapi aku selalu suka ke toko ini.

Karena tempatnya lapang.

Lapangnya tempat ini, anehnya, sering membuatku merasa luas. Luas dalam menerawang, luas dalam berpikir. Ketika Ibu sibuk dengan daftar belanjaan yang siap memenuhi troli yang didorongnya, maka aku juga akan menyibukkan diri mengelilingi tempat itu sambil melihat-lihat saja, apabila tidak sedang ditugaskan untuk mengisi troli juga.

Ketika itu, aku akan merasa kagum dengan luasnya tempat ini, dan juga merasa heran karena seberapa kali pun aku telah mengunjungi tempat ini, tetap saja aku selalu merasa takjub seperti pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sini.

Tempat ini seperti escape space yang cukup menenangkan, meskipun terkadang terlalu ramai untuk dikatakan menenangkan, tapi aku hanya perlu mendongak untuk merasa luas lagi.

Ada apa sih di atas sana? Ya tidak ada. Kalau mendongak, kamu hanya akan melihat atap yang letaknya terlalu tinggi di atas dan beberapa meter di bawahnya ada rak-rak besar yang juga menjulang tinggi. Di atap lampunya banyak dan terang, dan di rak besar ada kardus-kardus besar juga. Mereka tinggi di atas, dan kadang bikin aku ingin ikut naik bersama kardus-kardus besar yang diangkut oleh karyawan toko menggunakan forklift. Barangkali pemandangan di atas jauh lebih wah.

Jika dari bawah sini aku sudah dibuat luas dan berpikir, bagaimana dengan di atas? Apakah setibanya di sana aku akan semakin merasa luas dan isi kepalaku semakin membuncah? Atau selesai sudahkah perasaan itu karena aku telah melihat semuanya?

Benar-benar, berada di tempat ini begitu mengalihkan perhatian. Rasanya seperti melarikan diri sementara dari kehidupan, tapi pada kenyataannya keseluruhan euforia tempat ini begitu paralel dengan keadaanku di luar sana. Bagaimana aku merasa begitu luas dan merasa harus menggapai keseluruhan tempat ini tapi sebenarnya aku baik-baik saja melihat dari bawah sini. Aku masih tetap merasa content dan masih akan tetap pulang dengan perasaan senang. Aku ingin ke atas, tapi aku tak perlu terburu-buru.

Begitu pula dengan kenyataanku sekarang. Aku masih berada di titik ini, di titik yang sama dengan tahun sebelumnya, hanya menanjak sedikit, dan aku ingin menanjak lebih, ke keadaan yang lebih baik. Dan aku pasti harus menanjak ke atas sana. Tapi saat ini pun aku masih lapang, dengan langkah perlahan tapi pasti, dan tetap mengarah ke atas. Aku berada dalam kecepatanku sendiri. 

Namun banyak sekali yang mendesakku. Suara-suara itu ada di dalam pikiranku sendiri. Mereka yang seharusnya menenangkanku, malah membuatku merasa tertekan. Mereka membuatku merasa tidak lapang berada di tempatku saat ini. Aku merasa tercekik. Padahal ragaku baik-baik saja. Aku seharusnya masih merasa luas berada di tahap ini. Aku harus bisa menggapai keseluruhan yang ada di atas, tapi aku memang bukan orang yang berapi-api. Aku adalah air yang begitu terbantukan oleh angin.   

Sekarang yang harus aku lakukan adalah memperbaiki hidup. Tidak ada yang salah, hanya saja kepalaku agak sedikit ribut dan penuh. Aku perlu menguras sebagian dari isi kepala itu, supaya aku tetap waras. Soalnya hidupku baik-baik saja, hanya saja sedikit pengganggu agak terlalu mengusik pertahananku, dan mereka menyebalkan. Jadi mereka harus pergi jauh-jauh. Agar aku dapat berada dalam kecepatanku dengan tenang. Agar aku dapat tetap merasa luas di manapun aku berada.




December, 10 2020

Makassar

© Let It Rain
Maira Gall